Senin, 17 Oktober 2011

Belalu-lintas Aman di Bangkok

kiri: angkutan umum di Bangkok. by Isma savitri Amir


Mudah-mudahan pembaca tidak bosan karena lagi-lagi membahas masalah lalu lintas di Bangkok. Tetapi, jujur saja memang banyak hal yang bisa dipelajari dari Ibu kota Thailand tersebut.

Setelah membahas masalah keberadaan CCTV dan zebra cross. Sekarang, saatnya membahas masalah moda transportasi umum, yaitu angkutan umum.

Jika dilihat secara fisik, memang sepertinya tidak ada bedanya dengan angkutan umum di Jakarta. Banyak moda transportasi umum di Bangkok terlihat sudah cukup tua dan tidak dilengkapi dengan air conditioner (AC)

Hanya saja, walaupun secara fisik sama tetapi ternyata berbeda loh. Karena, mengejutkan kondisinya masih sangat terawat.

Hampir semua angkutan umum di Bangkok menggunakan pintu otomatis. Dan ternyata, pintunya masih berfungsi dengan baik loh, walaupun secara fisik sudah tua.

Yang terpenting adalah angkutan umum di Bangkok tidak ugal-ugalan di jalan raya. Sehingga, penumpang merasa sangat dihargai nyawanya.

Selain itu, setiap angkutan umum, kecuali tuk-tuk harus berhenti di pemberhentian bus yang telah disediakan. Sehingga, lalu lintas menjadi lancar.

Memang sih, pemberhentian bus yang dimaksud tidak semuanya bagus seperti halte bus transjakarta. Karena, ada yang hanya berupa halte kecil saja.

Tidak hanya angkutan umumnya yang patut dipuji. Tetapi, masyarakat kota Bangkok juga patut mendapatkan pujian karena bersedia mentaati peraturan dengan naik bus di tempat yang sudah disediakan.

Sekarang saatnya berkaca dengan Jakarta.

hmmpphhh...

Tidak ada yang bisa dikatakan.
Mungkin, Indonesia memang harus belajar banyak dari Bangkok.
Bayangkan saja, Metromini ataupun Kopaja dan juga angkot-angkot kecil sembarangan menaik-turunkan penumpang.

Walhasil, kemacetan terjadi dan halte bus yang telah disediakan hanya menjadi pajangan atau tempat pedagang kecil atau kaki lima berjualan.

Dan yang paling membahayakan adalah sopir angkutan umum yang tidak taat pada lalu lintas.

Bayangkan saja, setiap hari nyawa kita dipertaruhkan di tangan sopir yang ugal-ugalan, menyerobot lampu merah, menyerobot pintu perlintasan kereta api dan juga terkadang di tangan anak SMP.

Pemerintah atau pemimpin seperti apa yang tidak menghargai nyawa rakyatnya seperti itu.

Sungguh terlalu... (Kata Bang Haji Oma)

Mengutip sedikit kata-kata tokoh favorit ku dalam kisah sejarah Tiga Kerajaan (sam Kok), Zu Ge Liang (Kong Beng). Walaupun, mungkin sedikit tidak nyambung,,

"Seorang pemimpin yang bijak tidak khawatir apakah rakyat mengenalnya atau tidak; dia justru khawatir kalau dia tidak mengenal rakyatnya" -ZU Ge Liang-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar